Baddrumer In The Summer


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, berbagai upaya dilakukan baik yang berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan maupun yang berhubungan dengan profesionalisme petugas kesehatan. Tenaga-tenaga kesehatan yang handal dapat memikirkan kegiatan-kegiatan inovatif ditengah-tengah masyarakat dalam memberdayakan kehidupannya dalam hal kesehatannya agar mereka dapat hidup secara produktif dan menamkan nilai-nilai hidup sehat.

Upaya mempersiapkan calon-calon tenaga kesehatan yang professional terutama dalam bidang promotif dan preventif adalah dengan mendesain kurikulum yang mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat untuk selanjutnya melakukan pengembangan program intervnsi menuju perubahan masyarakat yang diinginkan. Bentuk konkrit dari upaya tersebut adalah dilakukannya Pengalaman Belajar Lapangan (PBL).

Pengalaman Belajar Lapangan adalah salah satu bentuk pengajaran kepada mahasiswa, di samping Pengalaman Belajar Ceramah (PBC), Pengalaman Belajar Praktikum (PBP) dan Pengalaman Belajar Diskusi (PBD). Rangkaian berbagai bentuk pengalaman belajar harus memungkinkan dapat ditumbuhkan dan dibinahnya sikap dan kemampuan pada peserta didik sesuai tujuan pendidikan yang dirumuskan.

Desa Boro-Boro L merupakan daerah yang derajat kesehatan masyarakatnya masih sangat perlu diadakan pemberdayaan kehidupannya dalam hal ini kesehatannya agar masyarakatnya dapat hidup secara lebih produktif dan lebih menanamkan nilai-nilai hidup sehat sehingga tercipta keseimbangan dan terwujud derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dan optimal, maka mahasiswa Universitas Haluoleo Program Studi Kesehatan Masyarakat Kelas Sore melakukan PBL di daerah ini.

1.2    Maksud dan Tujuan PBL I
Adapun maksud dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL I) adalah sebagai berikut:
1.    Menerapkan diagnosis kesehatan komunitas yang intinya mengenali, merumuskan dan menyusun prioritas masalah kesehatan masyarakat.
2.    Mengembangkan program penanganan masalah kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif.
3      Bertindak sebagai manager madya yang dapat berfungsi sebagai perencana, pengelola, pendidik dan peneliti.
4      Melakukan pendekatan masyarakat.
5.    Bekerja dalam tim multidisipliner.

Adapun tujuan dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL I) adalah sebagai berikut:
1.2.1 Tujuan umum:
a.       Memahami dan mengembangkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat yang berorientasi kesehatan bangsa,
b.      Meningkatkan kemampuan dasar profesional dalam mengembangkan dan kebijakan kesehatan,
c.       Menambahkan dan mengembangkan kemampuan mendekati problematika kesehatan masyarakat secara holistic dan
d.      Meningkatkan kemampuan profesi kesehatan masyarakat, menangani permasalahan khusus kesehatan masyarakat.



1.2.2   Tujuan khusus:
a.       Mengenal dan memahami stuktur masyarakat serta organisasinya,
b.      Mengenal karakteristik serta norma-norma dalam masyarakat dan lingkungannya,
c.       Dapat mengidentifikasi masalaha, hasil dari kegiatan pengumpulan data dasar dan data sekunder,
d.      Bekerja sama secara tim dalam berbagai kegiatan kelompok
e.       Bersama-sama dengan masyarakat menentukan permasalahan kesehatan setempat dan
f.       Membuat laporan PBL I untuk memberikan gambaran kongkret pelaksanaan PBL I dan mengetahui arah perencanan program PBL II.

1.3  Manfaat PBL I
Adapun manfaat dari kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL I) adalah sebagai berikut:
1.3.1        Bagi mahasiswa:
a.         Mahasiswa mampu mengenali dan memahami serta menganalisis situasi di lokasi PBL.
b.         Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat.

1.3.2        Bagi instansi dan masyarakat:
a.         Dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan yang ada dalam lingkungan.
b.        Dapat mengetahui dan menyadari perileku kesehatan yang kurang baik yang berkembang dalam masyarakat sehingga dapat melakukan perubahan-perubahan perilaku.


1.3.3        Bagi Dunia Ilmu dan Pengetahuan
Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kesadaran setiap pembaca dalam penigkatan derajat kesehatan.

1.4         Metode Pengumpulan Data
Data dalam laporan praktek belajar lapangan ini diperoleh dari wawancara langsung pada masyarakat Desa Boro – Boro Lameuru Kec. Ranomeeto Barat.

1.5         Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari kegiatan PBL I adalah masyarakat Desa Boro – Boro Lameuru Dusun I, Dusun II, Dusun III, Dusun IV.





BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1  Geografis
2.1.1        Luas Daerah
Desa Boro-Boro Lameuru terletak di Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe selatan yang merupakan salah-satu desa yang ada di Kecamatan Ranomeeto Barat. Desa Boro-Boro L berjarak ± 25 Km dari Kota Kendari dan ± 3 Km dari Kecamatan. Luas wilayah Desa Boro-Boro L ± 954,40 Ha. Desa Boro – Boro Lameuru dapat dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat.

2.1.2        Batas Wilayah
Adapun batas-batas wilayah Desa Boro-Boro L adalah sebagai berikut:
1.      Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tunduno
2.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Laikandonga
3.      Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Laloumera
4.      Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Opaasi

2.1.3        Keadaan Geografis
Keadaan iklim di Desa Boro Boro Lameuru terdiri dari musim hujan, kemarau dan musim pancaroba. Musim Hujan Biasanya terjadi antara bulan Januari s/d bulan Juli, musim kemarau terjadi antara bulan Juli s/d November, dan musim pancaroba antara bulan Mei s/d Agustus.

2.2  Demografi
2.2.1        Jumlah dan Distribusi Penduduk
Jumlah penduduk Desa Boro-Boro L tahun 2010 sebanyak 501 jiwa dengan jumlah 129 Kepala Keluarga (KK).
Tabel 1
Data Distribusi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2010

No.
Jenis Kelamin
Jumlah (n)
Persentase (%)
1.
Laki-Laki
256
51,09 %
2.
Perempuan
245
48.91 %
Jumlah
501
100 %
   Sumber: data Sekunder

Berdasarkan pada tabel 1 dan grafik 1 diatas, data distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat pada tahun 2010, dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 256 jiwa, sedangkan penduduk perempuan adalah sebanyak 245 jiwa.
Jadi, jumlah penduduk di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat pada tahun 2010 sebanyak 501 jiwa, yang terdiri dari IV dusun dan 129 Kepala Keluarga (KK).

2.3  Sosial Ekonomi
2.3.1        Agama
Masyarakat Desa Boro – Boro Lameuru mayoritas penganut agama islam.

2.3.2        Kebudayaan
Masyarakat Desa Boro – Boro Lameuru Kec. Ranomeeto Barat memiliki kebudayaan yang beragam. Sebagian besar didominasi oleh kebudayaan Tolaki, Bugis, Buton, Muna, Makassar, Jawa dan sebagainya.




2.3.3        Pekerjaan
Dari KK di Desa Boro – Boro Lameuru Kec. Ranomeeto Barat maka sebagian besar mata pencaharian sebagai Petani yang terbesar keduanya adalah wiraswasta. Unutk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 2
Distribusi Penduduk Menurut Pekerjaan di Desa Boro – Boro Lameuru
Kecamatan Ranomeeto Barat

No.
Pekerjaan
Jumlah
%
1.
Petani
37
39,8
2.
Wiraswasta
21
22,6
3.
PNS
5
5,4
4.
Penambang pasir
28
30,1
5
Pensiun
2
2,2
Total
93
1000
Sumber : Data Primer
Dari tabel di atas menunjukan bahwa persentase tertinggi dari jenis mata pencaharian Kepala Keluarga di Desa Boro – Boro Lameuru adalah Petani sebesar 39,8%  dan terendah persentasenya adalah PNS sebesar 5% dan Pensiun sebesar 2%.

2.4  Status Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan masyarakat ditentukan oleh beberapa indikator antara lain :
1.      IMR
Tingkat kematian bayi menurut rumus :
IMR =  x 1000
IMR =  x 1000
IMR =11 baik/1000 penduduk

Menurut data tahun 2011,dari kelahiran bayi Desa Boro-Boro L terdapat bayi yang meniggal.sehingga kematian bayi (IMR) di Desa Boro0-Boro L dapat di ketahui sebesar 11. Ini menunjukkan  bahwa pada tahun 2011 di Desa Boro-Boro L tiap 1000 kelahiran terdapat 11 bayi yang meniggal.

2.      MMR
Sedangkan untuk maternal mortaliti rate (MMR) tidak di temukan di Desa Boro-Boro Lameuru,karena tidak terdapat ibu yang meniggal disebabkan karena kehamilan dan melahirkan. Untuk MMR dapat di gunakan rumus Sebagai berikut:
MMR =

3.      CFR
Untuk segi Cost Fertility Rate (CFR) di Boro-Boro Lameuru di temukan sebanyak 2 penyakit yang menyebabkan kematian diantaranya adalah penyakit diare dan hipertensi untuk penyakit diare dari 93 KK yang beresiko terkena penyakit, orang yang meninggal karena diare adalah 1 orang dengan rumus :

CFR =
         =
         = 11 orang / 1000 penduduk

          Sedangkan untuk penyakit hipertensi, dari 93 KK yang beresiko terkena penyakit hipertensi, yang meninggal adalah dua orang dengan rumus :
CFR =
          =
          = 21 orang / 1000 penduduk





















BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1    Hasil
Praktek belajar lapangan I (PBL I) ini dilaksanakan di Desa Boro- Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan, mulai tanggal 15 Juni 2011 sampai dengan 27 Juni 2011.  Adapun kegiatan-kegiatan yang kami  laksanakan adalah:
a.    Kunjungan ke instansi pemerintah dan instansi kesehatan (Puskesmas Kecamatan Ranomeeto Barat). Kunjungan dilakukan  pada tanggal 20 Juni 2011 sampai dengan tanggal 21 Juni 2011. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mencari informasi mengenai data sekunder baik yang ada di kantor kecamatan Ranomeeto Barat  maupun data yang tersedia di Puskesmas Kecamatan.  Data-data yang diperoleh di kantor kecamatan berupa data demografi, keadaan geografis, kehidupan sosial ekonomi termasuk jenis-jenis kegiatan yang diselengggarakan seperti kegiatan PKK.  Sedangkan data yang kami dapatkan di puskesmas Kecamatan Ranomeeto Barat ialah data tentang indikator status kesehatan seperti masalah fasilitas kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, program imunisasi, dan cakupan tentang KB dan KIA.

b.    Sosialisasi dengan masyarakat (Door To Door)Sosialisasi dengan masyarakat dilakukan pada tiap lingkungan Desa Boro-Boro L.  Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Juni sampai dengan tanggal 19 Juni 2011.   Tujuan sosialisasi ini ialah untuk menjalin tali silaturahmi dengan warga masyarakat, sehingga dalam kegiatan PBL I ini tujuan yang diharapkan bersama dapat tercapai dengan baik.


b.    Pengambilan data primer (data masalah kesehatan yang diperoleh melalui hasil wawancara langsung dengan masyarakat).Pengambilan data primer ini, kami lakukan mulai tanggal 16 Juni 2011 sampai dengan 19 Juni 2011.  Jumlah responden yang berhasil kami wawancara sebanyak 93 KK yang tersebar di masing-masing lingkungan di Dusun 01 sampai Dusun 04.

c.    Penentuan prioritas masalah
            Agenda ini adalah bentuk sosialisasi atau pertemuan langsung dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, instansi pemerintah termasuk unsur Lembaga LPM (Lembaga Pengembangan masyarakat), terkhusus pihak instansi kesehatan itu sendiri dalam hal ini pihak puskesmas Ranomeeto Barat.  Sosialisasi dengan agenda penentuan prioritas masalah kesehatan ini, dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Juni 2011.  Adapun hasil pertemuan ini, menetapkan bahwa masalah Air Bersih Dan SPAL ialah masalah yang paling diprioritaskan oleh masyarakat Desa Boro-Boro L.

d.   POA (Planning Of Action)
                 Program ini merupakan bentuk dari perencanaan intervensi yang akan dilakukan berdasarkan prioritas masalah kesehatan yang telah ditentukan bersama oleh masyarakat. Program ini menunjukkan, tahapan-tahapan pelaksanaan mulai dari awal perencanaan meliputi tujuan dari kegiatan/program yang akan diintervensi, sampai kepada tindakan prosedur evaluasi.






Hasi-hasil pendataan yang kami peroleh dilapangan adalah sebagai berikut :

3.1.1   Data Sekunder
1.        Cakupan Imunisasi
   Adapun cakupan Imunisasi di Puskesmas Ranomeeto Barat yaitu sebagai berikut :
Tabel 3
Cakupan Imunisasi di Puskesmas Ranometo Barat

Sumber : Data Sekunder

Tabel 3 di atas menggambarkan klengkapan imunisasi Puskesmas Ranomeeto Barat. Imunisasi BCG sasaran 171, target 100% dengan angka cakupan 185 (108%). DPT-HB1 sasaran 171, target 100% dengan angka cakupan 201 (117). DPT-HB3 sasaran 171, target 100% dengan angka cakupan 195 (114%). Campak sasaran 171,target 100% dengan cakupan 154 (90%). TT lengkap Ibu Hamil sasaran 188, target 100%, dengan angka cakupan 121 (64%).

2.        Sepuluh (10) Pola Penyakit Terbesar
Tabel 4
Sepuluh Penyakit Utama di Puskesmas Kec. Ranomeeto Barat
Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder
            Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan 10 penyakit terbesar di Puskesmas Kec. Ranomeeto Barat memberikan gambaran bahwa penyakit ISPA menduduki peringkat tertionggi dari 10 penyakit utama sedangkan pneumonia merupakan penyakit yang memiliki frekuensi terndah







3.        Cakupan Program Gizi Tahun 2010
Tabel 5
Tingkat Pencapaian SKDN
Puskesmas Kec. Ranomeeto Barat Tahun 2010

Sumber : Data Sekunder







4.        Data Tenaga Kesehatan
Jumlah tenaga kerja yang ada di Puskesamas Kec. Ranomeeto Barat sebanyak 28 orang PNS, 4 orang PTT dan 6 orang tenaga sukarela yang terdiri dari :
a.       Tenaga Medis
b.      Tenaga Paramedis
c.       Tenaga Medis non-Perawat
d.      Tenaga administrasi dan lain-lain

Tabel 6
Data Pegawai Menurut Jenis Pendidikan
dan Jenis Kepegawaian Puskesmas Kec. Lameuru Tahun 2010

No
Jenis Pendidikan
PNS
PTT
Sukarela
JML
Ket
1.
Dokter Umum
1
-
-
1

2.
Sarjana Kesehatan Masyarakat
7
-
-
7

3.
D3 Keperawatan
5
-
4
9

4.
D3 Kebidanan
2
3
-
5

5.
D3 Gizi
1
-
-
1

6.
D3 Kesehatan Lingkungan
1
-
-
1

7.
D3 Farmasi
-
-
1
1

8.
D1 Bidan
4
1
-
5

9.
D1 Gizi
1
-
-
1

10.
SPK
5
-
-
5

11.
SMU
1
-
-
1

12.
Asisten Perawat
-
-
1
1

Jumlah
28
4
6
38

Sumber : Data Sekunder
            Sesuai dengan tabel di atas untuk jenis kepegawaian PNS terbanyak adalah dari pendidikan SKM, unutk jenis kepegawaian PTT terbanyak adalah D-3 kebidanan, unutk sukarela terbanyak adalah D-3 Keperawatan.

3.1.2        Data Primer
1.         Karateristik Responden
a.      Umur
Tabel 7
Distribusi Kelompok Umur berdasarkan Jumlah KK
di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011

Kelompok Umur
(n)
(%)
20-24
7
7,5
25-29
13
14,0
30-34
16
17,2
35-39
17
18,3
40-44
6
6,5
45-49
11
11,8
50-54
9
9,7
55-59
9
9,7
60-64
3
3,2
65-69
1
1,1
70-74
1
1,1
Total
93
100










Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 11 diatas tentang Distribusi Kelompok Umur Berdasarkan KK di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011, dapat diketahui tingkatan umur dari 21-26 tahun  7 KK (7,5%), 26-31 tahun adalah 13 KK (14,0%), 31-36 tahun adalah  16 KK (17,2%), 36-41  tahun adalah 17 KK (18,3%) 41-46 tahun adalah 6 KK (6,5%), 46-51 tahun adalah 11 KK (11,8%), 51-56 tahun adalah 9 KK (9,7%) 56-61 tahun adalah 9 KK (9,7%), 61-66 tahun adalah 3 KK dan >70 tahun keatas adalah 2 KK (2,2%) dari 93 KK secara keseluruhan.
b.      Pendidikan
Tabel 8
Distribusi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011
Tingkat pendidikan
n
%
TS
3
3.2
SD
29
31.2
SLTP
31
33.3
SLTA
22
23.7
PT
8
8.6
Total
93
100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan data pada tabel 7 dan grafik 6 diatas diketahui tingkat pendidikan di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011, terdapat 3 orang yang tidak sekolah,  29 orang yang tamatan SD, 31 orang yang tamatan SMP, 22 orang yang tamatan SMA, 8 orang yang perguruan tinggi.











c.         Tingkat Pendapatan

Tabel 9
Distribusi Kepala Keluarga per dusun
berdasarkan Tingkat Pendapatan
di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011

Jumlah pendapatan
Alamat
Total
Dusun I, Desa Boro-Boro L
Dusun II, Desa Boro-Boro L
Dusun III, Desa Boro-Boro L
Dusun IV, Desa Boro-Boro L
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Tidak menentu
16
66.7
1
4.3
20
80.0
12
60.0
49
53.3
< Rp. 500.00
1
4.2
8
34.8
1
4.0
4
20.0
14
15.2
< Rp. 1.000.000
0
0
8
34.8
1
4.0
1
5.0
10
10.9
> Rp. 1.000.000
5
20.8
2
8.7
1
4.0
1
5.0
9
9.8
< Rp. 2.000.000
1
4.2
0
0
1
4.0
0
0
2
2.2
> Rp. 2.000.000
1
4.2
4
17.4
1
4.0
2
10.0
8
8.7
Total
24
100
23
100
25
100
20
100
92
100%
Sumber: Data Primer

Berdasarkan pada tabel 5 dan grafik 5 diatas diketahui tingkat pendapatan di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011, untuk tingkat pendapatan Tidak menentu adalah 49 KK, untuk tingkat pendapatan <Rp.500.000 adalah 14 KK, untuk pendapatan >1.000.000 adalah 9 KK, untuk pendapatan <Rp. 2.000.000 2 KK, dan untuk pendapatan > Rp. 2.000.000 8 KK.






d.      Jenis Kelamin
Tabel 10
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Desa Boro-Boro Lameuru Kecamatan Ranomeeto Barat
Tahun 2011

No
Jenis Kelamin
n
%
1
Laki-laki
71
76,3
2
Perempuan
22
23,7
Jumlah
93
100

Tabel 9 menggambarkan distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, diperoleh data yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 71 orang (76,3%), sedangkan jenis Kelamin perempuan berjumlah 22 orang (23,7%).


2.         Data Keluarga
a.      Diagnosa Penyakit
Tabel 11
Distribusi Penduduk Per Dusun  berdasarkan Diagnosa Penyakit
di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011
Diagnosa Penyakit
Alamat
Total
Dusun I, Desa Boro-Boro L
Dusun II, Desa Boro-Boro L
Dusun III, Desa Boro-Boro L
Dusun IV, Desa Boro-Boro L
n
%
  n           %
n
%
n
%
n
%
Diare
0
0%
 1        100%
0
0%
0
0
1
16.7
Hipertensi
0
0%
  0         0 %
0
0%
2
66.7
2
33.3
Lever
0
0%
  0         0%
1
50%
0
0
1
16.7
Ginjal
0
0%
  0         0%
1
50%
0
0
1
16.7
Beri-beri
0
0%
  0         0%
0
0%
1
33.3
1
16.7
Total
0
0%
  1        100%
2
100%
3
100
6
100
Sumber: Data Primer


Berdasarkan data pada tabel 7 dan grafik 7 diatas diketahui penyakit yang diderita oleh masyarakat di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011, terdapat 1 orang yang menderita penyakit Diare, 2 orang yang menderita penyakit Hipertensi, 1 orang yang menderita penyakit Lever, 1 orang yang menderita penyakit Ginjal, 1 orang yang menderita penyakit Beri-Beri.

b.      Temapat Berobat
Tabel 12
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Berobat di Desa Boro-Boro Lameuru Kec.Ranomeeto Barat Tahun 2011

No
Tempat Berobat
n
%
1
Rumah Sakit
4
4,3
2
Puskesmas
22
23,7
3
Praktek Swasta
2
2,2
4
Dukun
2
2,2
5
Dokter
1
1,1
6
Tidak Ada
62
33,3
Jumlah
93
100



Tabel 11 Menggambarkan distribusi responden berdasarkan pertolongan jika sakit, sebanyak 4 (4,3%) KK memilih Rumah Sakit, 22 KK (23,7%) memilih Puskesmas, 2 KK (2,2%) memilih praktek swasta, 2 KK (2,2%) memilih dukun, 1 KK (1,1%) memilih Dokter, dan tidak ada sama sekali 62 KK (33,3).










3.      Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan
a.      Tempat Pembuangan Tinja Manusia

Tabel 13
Distribusi Tempat Pembuangan Tinja Manusia
berdasarkan jumlah KK di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011

Tempat pembuangan tinja
 (n)
 (%)
Pekarangan kebun
12
23.5
Tetangga
3
5.9
Sungai
8
15.7
WC Umum (PNPM)
28
54.9
Total
51
100%
 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 8 diatas dapat diketahui pembuangan tinja manusia yang ada di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011 adalah yang  BAB di pekarangan/Kebun adalah 12 KK, yang BAB di tetangga adalah 3 KK, yang BAB di sungai adalah 8 KK, yang BAB di WC umum (PNPM) adalah 28 KK.









b.      Tempat Pembuangan Sampah Sementara

Tabel 14
Distribusi Tempat Pembuangan Sampah Sementara berdasarkan jumlah KK di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat Tahun 2011

Tempat pembuangan sampah sementara
(n)
(%)
Dibuang dipekarangan
19
20.4
Dibakar
59
63.4
Ditimbun pada lubang
6
6.5
Sungai
9
9.7
Total
93
100%
 Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa tempat pembuangan sampah sementara di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011, terdapat 19 KK yang membuang sampah di pekarangan (20,4%),  59 KK yang sampah dibakar (63,4%), 6 KK yang membuang sampah ditimbun pada lubang (6,5%). Dan 9 KK yang sampahnya dibuang di sungai (9,7%).

c.       Tingkat Pemanfaatan SPAL Khusus

Distribusi Pemanfaatan SPAL Khusus Berdasarkan Jumlah KK  di Desa Boro-Boro L Kec. Ranomeeto Barat Tahun 2011 yaitu yang memiliki sarana SPAL khusus dan memenuhi syarat adalah 1 rumah (1,1%) dan yang memiliki sarana SPAL khusus yang tidak memenuhi syarat adalah 92 rumah (98,9%)

3.2 Pembahasan
3.2.1 Demografi
Berdasarkan hasil pendataan dan observasi yang dilakukan ± 1 minggu maka diperoleh data 93 KK dari  8 RT, namun jumlah kepala keluarga berdasarkan data sekunder yang diperoleh sebanyak 171 KK dengan jumlah penduduk 356. Adanya perbedaan antara hasil data pendataan dan observasi langsung dengan data sekunder disebabkan karena pada waktu kami melakukan pendataan ada sebagian masyarakat yang melakukan aktivias. Disebabkan karena mata pencahariannya masyarakat berbeda-beda, ada petani, penambang pasir dan lain sebagainya.

Masyarakat Desa Boro-Boro L umumnya beragama islam dengan suku mayoritas Tolaki, Makassar, Muna dan Buton. Dengan mata pencaharian utama sebagai Petani dan pendidikan terakhir warga rata-rata SD, SMP dan SMA.
 .
3.2.2 Ketersediaan Sarana Air Bersih
Masalah penyediaan Air bersih, hal ini dibuktikan melalui observasi bahwa secara fisik Air ini berwarna dan bekapur, sedangkan secara kimia Air tersebut berasa seperti belerang atau zat besi.  Menurut Amsari :165, menjelaskan bahwa Air minum yang masuk kedalam tubuh manusia itu selain perlu cukup jumlahnya, juga harus sesuai dengan proses kebutuhan hayati.  Sebagaimana kita ketahui bahwa lebih dari 70% tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90 %  proses Bio-kimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya.  Bila air minum manusia itu berkulalitas tidak baik, maka jelas akan mengganggu proses bio-kimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsionalnya.  Adapun keempat persyaratan pokok dari air yang berkualitas baik yakni, persyaratan biologis, fisik, kimiawi, dan radiologis. Persyaratan biologis berarti air minum itu, tidak boleh mengandung mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia.  Mikroorganisme itu dapat dibagi dalam  empat group, yakni parasit speti Amoeba dan telur cacing; jamur; bakteri; seperti kuman tikus dan disentri, dan virus seperti virus Hepatitis dan virus Diare. Keempat jenis mikroorganisme itu, umumnya kendali air minum hanya dapat dilakukan terhadap kuman dan parasit sehingga ssesunguhnya persyaratan air minum dari aspek biologis ini masih harus di perketat lagi.  Persyaratan fisik air minum terdiri dari kondisi fisik air pada umumnya, yakni derajat keasaman, suhu, kejernihan, warna dan bau.  Aspek fisik ini sesungguhnya, selain penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti suhu dan keasaman juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung pada persyaratan biologis dan kimiawi seperti warna air dan  bau.  Air yang berubah warna dan bau memberi indikasi bahwa air itu mengandung bahan biologis dan kimiawi yang dapat mengganggu kesehatan.

Sumber air bersih yang digunakan masyarakat berasal dari sumur gali yang terletak pada banyak titik yaitu di dusun 01 sampai dusun 04 atau hampir di semua dusun memiliki sumur gali (pribadi/PNPM). Dimana, air tersebut memiliki ciri-ciri fisik diantaranya  berwarna, berkapur, berbau dan berasa sehingga tidak dapat digunakan sebagai air minum yang memenuhi syarat kesehatan, dari sumber air berdasarkan keterangan masyarakat bahwa air tersebut banyak mengandung zat kapur, dimana zat kapur tersebut berpotensi untuk menimbulkan suatu penyakit. Sumber air yang berasal dari sumur gali tersebut jika dilihat dari keadaan airnya dapat dikatakan belum memenuhi syarat kesehatan.

3.2.3 Sarana dan Kualitas SPAL Khusus
Masalah Saluran Pembuangan Air limbah (SPAL), terdapat fakta empirik bahwa cukup banyak rumah penduduk yang memiliki SPAL akan tetapi tidak memenuhi syarat fungsi yang sebenarnya.  Contoh : SPAL yang tersumbat, sehingga kotoran dari air limbah tidak dapat teralirkan dengan baik.

Ada lima cara pembuangan air limbah rumah tangga (Sullage), yaitu :Pembuangan umum melalui tempat penampungan air limbah yang terletak di halaman, digunakan untuk menyiram tananman di kebun, dibuang ke lapangan peresapan, dialirkan kesaluran terbuka, dialirkan ke saluran tertutup atau selokan.  Masing-masing cara tersebut mempunyai implikasi kesehatan yang berbeda-beda.  Pembuangan melalui tempat-tempat penampungan air limbah akan menimbulkan kemungkinan perkembangbiakan serangga seperti Culex pipiens.  Disamping menyebabkan berlumpur dan kondisi yang tidak sanitat karena dekat dengan sumur air bersih.  Seringkali halaman tersebut digunakan untuk tempat bermain anak-anak, bahkan tidak jarang digunakan pula untuk tempat buang air besar sehingga memungkinkan kondisi tersebut dapat membuat telur cacing untuk tidak cepat matang sehingga potensi untuk menularkan penyakit tetap besar (telur Nematoda memerlukan lingkungan yang lembab untuk berkembang).  Sebagai kesimpulan, air limbah rumah tangga dapat di buang kedalam sistem selokan rumah sebagaimana terjadi pada ai limbah pada umumnya, dan hal ini tidak menimbulkan masalah kesehatan yang khusus, tentu saja pengolahan secara konvensional sebelum dibuang kebadan -badan air atau digunakan kembali akan jauh lebih efektif.  Beban mikroorganisme dalam limbah rumah tangga akan menjadi kecil sehingga pembuanhgan atau pembuangan kembali dapat dilakukan tanpa pengolahan tersier (Kusnoputranto :7-8).  

Pada saluran pembuangan air limbah (SPAL) di Desa Boro-Boro L distribusi masyarakat untuk tersedianya SPAL Rumah tangga dan SPAL lingkungan masih kurang, bahkan telah ada yang memiliki SPAL akan tetapi belum memenuhi syarat kesehatan yang semestinya.  Sebagai contoh, SPAL yang tersumbat pada musim penghujan.  Adapun masyararakat yang tidak memiliki SPAL, dengan alasan pengadaan SPAL sangat mahal bahannya.  Ada dengan alasan dan ada pula dengan alasan lahan yang memang sudah begitu awalnya.. Sedangkan untuk sarana tempat pembuangan tinja atau jamban keluarga,  Ada kalanya masyarakat sudah memiliki, akan tetapi juga tidak memenuhi syarat kesehatan.  Contoh, jamban keluarga yang sudah penuh atau rusak sehingga tidak dapat digunakan lagi. membuang tinja ke semak-semak, dan pekarangan/ kebun. Selain itu ada sebagian masyarakat yang memiliki WC khusus atau WC PNPM  tetapi tidak terawat. Hanya sebagian kecil masyarakat yang memiliki WC yang memenuhi persyaratan atau memiliki septiktank.

3.2.4 Tempat dan Kualitas Pembuangan Sampah
Demikian pula halnya sarana tempat pembuangan sampah masyarakat lebih dominan membuang sampah dengan cara di bakar, sehingga apabila tanah telah terkontaminasi oleh hasil pembakaran sampah yang sifatx non-organik maka sampah tersebut dapat mencemari tanah, contoh sampah plastik dan sejenisnya.

3.2.5   Penyakit Diare
a.      Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja
yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari).



b.      Cara Penularan Penyakit Diare
  Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

c.       Gejala Penyakit Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
1.      Muntah
2.      Badan lesu atau lemah
3.      Panas
4.      Tidak nafsu makan
5.        Darah dan lendir dalam kotoranRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

d.        Pencegahan Terjadinya Penyakit Diare
Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat diare maka diperlukan upaya- upaya pencegahan sebagai berikut:
1.      Menggunakan air bersih
2.      Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
3.      Penggunaan jamban untuk pembuagan tinja
4.      Memberikan ASI
5.      Memperbaiki makanan pendamping ASI
6.     Memberikan imunisasi campak.

e.          Pengobatan Terhadap Penyakit Diare
Karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi. Cairan rehidrasi oral yang dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa, air tajin, ASI, air teh encer, sup wortel, air perasan buah, dan larutan gula garam    (LGG). pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sedangkan bila terjadi dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberi minum oralit.Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat menggantikan elektrolit yang ikut hilang bersama cairan

Gambar 1
 Bakteri Penyakit Diare Adalah Escherichia Coli Enteropatogenik



Gambar II
Bakteri Escherichia Coli Enteropatogenik
yang menyerang usus manusia

.
3.2.6        Penyakit Hipertensi ( Darah Tinggi )
a.      Definisi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.

b.      Gejala Penyakit Hipertensi
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

-
sakit kepala
-  kelelahan
- muntah
- gelisah

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

c.       Pencegahan Penyakit Hipertensi

Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi yakni dengan cara :
1. Olahraga dan memperhatikan berat badan normal.
2. Makanan sehat, rendah lemak, kaya akan sumber vitamin dan mineral alami.









Gambar III
Kejadian Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

Gambar IV
Pe ngukran tekanan darah

                                                                          


3.2.7        Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
            PHBS adalah sekumpulan perilaku yang di praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

            Perilaku merupakan suatu respon dari sesorang/organisme terhadap stimulus atau rangsangan yang diterima



·         Periaku dipengaruhi oleh
-          Faktor predisposisi à Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan lain – lain.
-          Faktor Pendukung à Ketersediaan sumber/ fasilitas
-          Faktor Pendorong à Sikap dan Perilaku petugas

·         Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
-          Nilai
-          Sikap
-          Pendidikan
-          Pengetahuan

·         Proses berperilaku yang baik
-          Kesadaran
-          Tertarik
-          Uji coba
-          Evaluasi
-          Adopsi

3.3         Prioritas Masalah
Prioritas masalah merupakan cara unutk menjawab masalah yang dihadapi dengan penentuan prioritas masalah tersebut. Penentuan prioritas masalah ini merupakan proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk memecahkan urutan masalah dari yang paling penting samapi dengan yang kurang penting.
Ada beberapa cara yang digunakan dalam teknik penentuan prioritas masalah yaitu cara atau metode USG, CARL, HANSON dan metode lain, yang merupakan teknik scoring. Dimana dalam metode ini digunakan dalam hal untuk memudahkan dalam penetuan prioritas masalah. Untuk Desa Boro – Boro Lameuru menggunakan teknik MCUA (Multi Criteria Utility Assesment).
MCUA adalah satu teknik atau metode yang digunakan unutk membantu tim dalam pengambilan keputusan atas bebetapa alternatif. Alternatif dapat berupa masalah pada langkah penentuan prioritas masalah atau pemecahan masalah pada langkah penetapan prioritas pemecahan masalah sesuai kebutuhan, Kriteria adalah batasan unutk menyaring alternatif masalah sesuai kebutuhan
Adapun urutan Prioritas Masalah Yang telah di tentukan bersama oleh masyarakat Desa Boro-Boro L melalui rapat sosialisasi pada hari Rabu, 25 Juni 2011 adalah :
1.      Rendahnya Kualitas Air
2.      Kurangnya Pemanfaatan SPAL
3.      Kurangnya Tempat Pembuangan Sampah
4.      Kurangnya ketersediaan Jamban Keluarga

Perlu diketahui bahwa masalah kesehatan terbesar yang tejadi di        Desa Boro-Boro L adalah masalah rendahnya TPS melalui hasil pendataan (data primer) di peroleh cakupan angka 63,4%.  Akan tetapi, dalam penentuan prioritas masalah ketersediaan sarana air bersih dan SPAL menjadi hal yang paling urgen pada Desa Boro-Boro L.

3.4  Faktor Pendukung dan Penghambat
1.      Faktor Pendukung
Adapun faktor-faktor yang pendukung terlaksananya kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1.        Adanya bantuan berupa saran-saran dari dosen pembimbing dari jurusan kesmas Unhalu Kendari.
2.        Adanya partisipasi aktif dan motivasi dari masyarakat setempat.
3.        Adanya kerja sama dari Kepala Desa Boro-Boro L beserta perangkatnya.
4.        Adanya kekompakan antar sesama peserta PBL.

2.      Faktor Penghambat
Adapun faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam kegiatan PBL ini adalah sebagai berikut:
1.        Kesibukan warga dalam bekerja membuat sulitnya pendataan.
2.        Adanya perbedaan pendapat dalam melakukan tabulasi data.
3.        Banyaknya warga yang pindah atau berpergian jauh sehingga menimbulkan perbedaan data sekunder dan primer.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011 tentang tugas PBL I oleh kelompok IV mengenai Kesehatan Masyarakat maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya tingkat pengetahuan, faktor ekonomi yang kurang mampu dimana pada sebagian besar masyarakat Desa Boro-Boro L adalah mayoritas Petani (Tani), serta minimnya kesadaran untuk berprilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga kesehatan kehidupannya, baik dilihat dari  kehidupan masyarakat, diri pribadi maupun lingkungannya sehingga mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat tersebut.
Adapun permasalahan yang dihadapi mengenai hasil survey di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011, dimana untuk meningkatkan kesehatan derajat masyarakatnya adalah sebagai berikut:

1.    Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang ada di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011 berdasarkan hasil survey, sebagian besar masyarakatnya (mayoritas) belum mempunyai Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil survey yang menyatakan 41,9% dari 93 KK yang terdiri dari IV dusun.

2.    Tempat pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah yang ada di Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011 masih sangat kurang sekali. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil survey yang menunjukkan bahwa sebagian besar warga membuang sampah dengan cara dibakar dengan persentase 63,4% dari 93 KK yang terdiri dari IV dusun.

3.    Sarana Air Bersih
Sarana air bersih yang ada di Desa Boro-Boro L kecamatan Ranomeeto Barat tahun 2011 masih sangat tidak memnuhi syarat hal ini di sebabkan sebagian besar masyarakat Desa Boro-Boro L masih menggunakan sumur gali sebagai sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat dengan persentase 94,6 %.

4.2    Saran
Untuk masyarakat Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat diharapakan agar peran serta masyarakat dalam menangani masalah kesehatan perlu ditingkatkan. Disamping itu juga harus membiasakan berperilaku hidup bersih dan sehat baik itu dikehidupan bermasyarakat, diri pribadi maupun lingkungan tempat tinggal agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Menjaga sarana-sarana yang mendukung terciptanya derajat kesehatan masyarakat agar tercipta keseimbangan lingkungan kesehatan yang baik.

Untuk puskesmas Kecamatan Ranomeeto Barat hendaknya meningkatkan pelayanan kesehatan yang prima dengan mengutamakan/menggalangkan program upaya preventif dan promotif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Untuk sektor-sektor terkait hendaknya memberikan pembinaan agar kemandirian sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat Kecamatan Ranomeeto Barat khususnya Desa Boro-Boro L terus dapat ditingkatkan.

Untuk para eksekutif dan yudikatif hendaknya selalu menciptakan kondisi yang mendukung terciptanya derajat kesehatan yang optimal demi kehidupan generasi kedepan.
Lampiran I

DAFTAR NAMA PESERTA PBL I
DESA BORO-BORO LAMEURU
KECAMATAN RANOMEETO BARAT



No                                   Nama/ Stambuk                                              Tanda tangan
1.             MUH. NOER RAMADHAN NJEDABB (F2DA 09 044)      1.
2.             NUR RIVA (F2DA 09 043)                                                                             2.
3.             LIZNAYANTI HARAHAP (F2DA 09 045)                           3.
4.             SRI RAHAYU EMAYANTI (F2DA 09 046)                                                 4.
5.             WAHYU LAILAN KADRI (F2DA 09 048)                           5
6.             LINDASARI                                                                                                    6.
7.             RANIL HANDAYANI                                                            7.
8.             RISMI RISMAWATI                                                                                       8.
9.             HARTINI SULISTIA NINGSIH                                             9
10.         WARTINA K (F2DA 09 094)                                                                          10.
11.         SUPARDI                                                                                  11.
12.         EDI FADLI                                                                                                      12.









Lampiran II
ABSEN PESERTA PBL I
DESA BORO-BORO LAMEURU
KECAMATAN RANOMEETO BARAT
15 – 27 JUNI 2011
NO
NAMA/ NIM
HARI /TANGGAL
Rabu

Kamis

Jum’at

Sabtu
15/06/11
16/06/11
17/06/11
18/06/11
1
Muh. Noer Ramadhan / F2DA 09 044




2
Supardi/ F2DA 09 092




3
Wahyu Lailan Kadri / F2DA 09 048




4
Edy Fadli / F2DA 09 023




5
Sri Rahayu Emayanti / F2DA 09 046




6
Wartina K. / F2DA 09 094




7
Rismi Rismawati / F2DA 09 053




8
Nur Riva / F2DA 09 043




9
Lindasari / F2DA 09 049




10
Liznayanti Harahap / F2DA 09 045




11
Ranil Handayani / F2DA 09 052




12
Hartini Sulistia Ningsih / F2DA 09 054







NO
NAMA/ NIM
HARI /TANGGAL
Minggu
Senin
Selasa
Rabu
19/06/11
20/06/11
21/06/11
22/06/11
1
Muh. Noer Ramadhan Njedabb/ F2DA 09 044




2
Supardi/ F2DA 09 092




3
Wahyu Lailan Kadri / F2DA 09 048




4
Edy Fadli / F2DA 09 023




5
Sri Rahayu Emayanti / F2DA 09 046




6
Wartina K. / F2DA 09 094




7
Rismi Rismawati / F2DA 09 053




8
Nur Riva / F2DA 09 043




9
Lindasari / F2DA 09 049




10
Liznayanti Harahap / F2DA 09 045




11
Ranil Handayani / F2DA 09 052




12
Hartini Sulistia Ningsih / F2DA 09 054



















NO
NAMA/ NIM
HARI /TANGGAL
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Senin
23/06/11
24/06/11
25/06/11
26/06/11
27/06/11
1
Muh. Noer Ramadhan Njedabb/ F2DA 09 044





2
Supardi/ F2DA 09 092





3
Wahyu Lailan Kadri / F2DA 09 048





4
Edy Fadli / F2DA 09 023





5
Sri Rahayu Emayanti / F2DA 09 046





6
Wartina K. / F2DA 09 094





7
Rismi Rismawati / F2DA 09 053





8
Nur Riva / F2DA 09 043





9
Lindasari / F2DA 09 049





10
Liznayanti Harahap / F2DA 09 045





11
Ranil Handayani / F2DA 09 052





12
Hartini Sulistia Ningsih / F2DA 09 054




















Lampiran III

STUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
DESA BORO-BORO LAMEURU KECAMATAN RANOMEETO BARAT

KEPALA DESA
TISWAN TENGIRI
L P M
MUH. TAHIR
B P D
SUMARLIN
SEKDES
NENI ATMAYANI
PENGUKUR TANAH
LUKSAN
KAUR TRANTIB
MUHTAR
KAUR UMUM
MURNI
KAUR PEMBANGUNAN
SANDIP
KAUR PEMERINTAHAN

KA JAGA HANSIP

PAMONG TANI
NASIR
KA DUSUN I
LAMAI
KA DUSUN II
BASRAN
KA DUSUN III
KA DUSUN IV
SAINAL
SAMRUDIN
 























JUMLAH RT = VIII RT (Terhitung dari Dusun I – IV)
Lampiran IV

JADWAL PROGRAM KERJA PBL I KELOMPOK IV
DESA BORO- BORO LAMEURU
KECAMATAN RANOMEETO BARAT
15 – 27 JUNI 2011

No.                                         Uraian Kegiatan                   Waktu
1.        Penerimaan di Kecamatan                                              Rabu, 15/06/11
                                                                                        09.00 – 11.00 wita
2.        Sosialisasi dengan masyarakat (door to door)                Kamis, 16 – 19/06/11
Serta pengumpulan Data di Primer                                10.00 – 20.00 wita
3.        Kunjungan Ke Instansi – Instansi Pemerintahan/          Selasa, 20 - 21/06/11
Instansi Kesehatan                                                         09.00 – 13.00 wita
4.        Tabulasi Data                                                                  Kamis, 22 – 21/06/11
                                                                                        14.00 – 21.00 wita
5.        Penentuan Prioritas Masalah                                          Sabtu, 25/06/11
                                                                                        20.00 – 22.00 wita
6.        Merumuskan konsep – konsep Laporan                         Minggu, 26/06/11
                                                                                        15.00 – 17.00 wita
7.        Penarikan Peserta PBL I                                                Senin, 27/06/11
                                                                                       






              

Lampiran V
Dokumentasi Lapangan dan Pendataan
                                                                          







Kantor Desa,  Balai Desa, Kantor LPM
Pengambilan Data Penduduk
 
                                                                                           

Sampah Berserahkan, Tidak ada SPAL
Sosialisasi kepada Kepala Desa Boro-Boro L
Sampah Yang Bertumpuk
Pembuatan Struktur Kelompok IV PBL I





















































Lampiran VI

Penentuan Prioritas Masalah Dengan Metode MCUA
Desa Boro-Boro L Kecamatan Ranomeeto Barat

No
Kriteria
Bobot
Rendahnya Kualitas Air
Kurangnya Pemanfaatan SPAL
Kurangnya Ketersediaan Jamban Keluarga
Kurangnya Tempat Pembuangan Sampah
S
B.S
S
B.S
S
B.S
S
B.S
1.
Besarnya Masalah
40
5
200
4
160
3
120
3
120
2.
Keseriusan Masalah
35
5
175
4
140
2
70
3
105
3.
Kemampuan Sumberdaya
15
5
75
4
60
2
30
2
30
4.
Kerawanan Politik
10
5
50
4
40
1
10
1
10
Total
100

500

400

230

265
Peringkat

I
II
IV
III

Keterangan  : Jumlah bobot dalam penentuan prioritas masalah yakni sebesar 100%
 Bobot  :    40     =   Sangat tinggi
                                       35     =   Tinggi
                                       15     =   Sedang
                                       10     =   Rendah
Pembagian Skor dalam penentuan prioritas masalah yakni : 1-5
Skor   :       5      =   Sangat tinggi
                                  4      =   Tinggi
                                  3      =   Cukup Tinggi
                                  2      =   Rendah
 1      =   Sangat Rendah





Categories:

Leave a Reply